Unggahan Raffaela Oratmangoen Cucu Maria Webugisi Binti Tolasa : Kami Sudah Bawa Nenek Tolasa Pulang Kampung di Desa Asao-Kendari

oleh -4666 Dilihat
oleh
Raffaela Oratmangoen bersama keluarga di Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Muarasultra.com, KONAWE – Raffaela Oratmangoen mengunggah dokumentasi perjalanannya dari Belanda ke Indonesia tepatnya di desa Asao, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Raffaela Oratmangoen bersama 17 keluarganya berkunjung ke Kabupaten Konawe pada hari Sabtu (11/1/2025) untuk mengantarkan abu jenazah neneknya yang diketahui bernama Maria Webugisi Binti Tolasa wanita asal desa Asao, Kecamatan Tongauna.

Dalam unggahanya (fb) Raffaela Oratmangoen menuliskan kesan bahagia bisa berkumpul bersama keluarga dari neneknya di desa Asao.

“Kemarin adalah hari yang sangat menyegarkan.
Kami sudah membawa nenek tolasa pulang kampung Desa Asao-Kendari.
Dikelilingi oleh anak, cucu, dan cicitnya.
Senang bisa mengalami ini bersama seluruh keluarga. Ini, sekali seumur hidup, kamu bisa melakukan ini. Keluarga nenek yg tinggal disini senang melihat kami. Dan memberi kami sambutan yang menyenangkan di kampung mereka.

Masih ada 1 saudara nenek yang hidup.
Mereka juga menangkap (Mengabadikan) ini dengan indah dengan foto yang tidak akan pernah dilupakan. Bersama nenek’s urn dan foto tante Paulina dan foto nenek.

Besok perjalanan kami lanjut lagi ke tanah kelahiran kakek kami. . .Pulau Kei (Maluku).

#FamilieReis #indonesia #Kendari #Asao
#eenreisomnooitmeertevergeten

Raffaela Oratmangoen bersama salah satu saudara Webugisi di desa Asao.

Tulis Raffaela Oratmangoen menyertakan beberapa foto dan video suasana selama berada di desa Asao, Kecamatan Tongauna.

Maria Webugisi Binti Tolasa merupakan wanita kelahiran Asao 20 Desember 1929. Ia kemudian menikah dengan seorang pria asal Maluku bernama Toatubun yang saat itu menjadi pekerja Belanda.

Setelah perang berakhir, keduanya dibawa ikut ke Belanda dan menetap di Oss sebuah kota di North Brabant, Belanda. Webugisi kemudian Wafat di OSS Belanda pada tanggal 13 Juni 1967. Dikremasi 26 April 2024 dan dimakamkan di Kecamatan Tongauna pada hari Sabtu 11 Januari 2025.

“Neneku ini, suaminya Toatubun. Mereka tinggal di Belanda. Minggu lalu mereka datang bawa abunya untuk dimakamkan,” ujar Muhammad Isran, cucu Webugisi.

Pemakaman Webugisi Binti Tolasa di Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya, Sebuah video suasana prosesi pemakaman seorang wanita di luar negeri beredar di bebeberapa group whatsapp di Sulawesi Tenggara.

Awalnya tidak ada yang special dari video berdurasi 3.57 menit tersebut. Namun saat didengarkan, lelaki yang berdiri di mimbar beberapa kali menyebutkan nama desa Asao, Tongauna, Unaaha dan Kendari dalam khutbahnya.

Meski penyebutannya menggunakan bahasa (aksen) Belanda, namun sangat jelas lelaki tersebut menyebutkan nama desa Asao, Tongauna, Unaaha dan Kendari.

Dan yang paling menarik terdapat salah satu lagu daerah suku Tolaki yang diputar diakhir video tersebut.

Awak media kemudian mencoba melakukan penelusuran dan diperoleh informasi bahwa wanita tersebut bernama Webugissi Binti Tolasa warga desa Asao, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

“Namanya Webugissi, keluarganya ada disini di desa Asao dan di kelurahan Tongauna. Minggu lalu tepatnya hari Sabtu tanggal 11 Januari 2025 Ponakan dan cucunya 18 orang datang di Asao. Mereka mengantarkan abu jenazah almarhumah untuk dimakamkan di tanah kelahirannya,” ujar Armin Kepala Desa Asao, Armin saat dihubungi awak media Muarasultra.com, Rabu (15/1/2025).

Armin menerangkan almarhumah Webugissi dulunya menikah dengan seorang laki-laki asal Maluku yang bekerja untuk Belanda pada zaman penjajahan. Setelah perang usai keduanya dibawa ke Belanda dan menetap di negeri Kincir Angin Eropa.

“Ini cerita dari keluarganya, keduanya ikut dibawa di Belanda dan menetap disana,” Armin menambahkan.

Senada dengan penyampaian desa Asao, Camat Tongauna Muh Idil juga membenarkan hal bahwa Webugissi merupakan warga desa Asao, Kecamatan Tongauna.

“Iya, sabtu kemarin keluarganya datang bawa abu jenazah almarhumah setelah di kremasi untuk dimakamkan di kecamatan Tongauna,” ungkap Muh Idil.

Berikut transkripsi suara pria didalam video prosesi pemakaman Webugissi di Belanda;

Bahwa kita akan membawa ke Desa,
Asao, Tongauna, Unahaga dan Kandari.
Di tempat lahir, di mana asamu ditetapkan…
pada anak pertama dan anak suami,
abang kita, Agus. Dan pada adik-beradik kamu, Magellan, yang dihubungkan
di Makassar.

Dan di bagian terakhir dari asalmu di Rummond,
pada anak-anakmu, anak-anak kecil, 8 anak-anak kecil dan pada generasi berikutnya.

Dan kita selalu berada di sini, di Polina,
di Sicilia, di Agus, dan di Gulwarga, Tulasa,
di desa Asao, Tongauna, Unaha dan Kandari.

Lirik yang kita akan dengar sekarang adalah lirik Sedih. Sebuah lirik dari Tolaki, di bahasa Tulaki.
Lirik dari ibu dan ibu-ibu di Tolaki, Kandari”

(Terjemahan by Auris AI)

Laporan : Febri

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *