Dugaan Korupsi Pekerjaan Jalan Poros Mataiwoi Abuki, Aktivis Konawe Desak Gubernur Copot Kadis SDA dan Bina Marga Sultra

oleh -4254 Dilihat
oleh

Muarasultra.com, KONAWE – Proyek pengaspalan jalan poros Mataiwoi-Abuki menelan anggaran kurang lebih Rp 18 miliyar (DAK) dengan panjang 4.5 kilometer dari Desa Arubia Jaya hingga di Desa Epeea, Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe terus mengalami kerusakan.

Mulai dikerjakan pada Juni 2023 oleh PT Elfatih Arsa Putra, jalan yang menjadi gawean pemprov Sulawesi Tenggara tersebut bukannya mulus malah bergelombang penuh tambalan. Tak heran dugaan korupsi pun mencuat dari proyek ini.

Pada tanggal 14 April 2024, Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra Dr. Ir. Pahri Yamsul, M.T menuturkan, telah melakukan monitoring di lokasi tersebut. Hasil indentifikasi mereka diketahui bahwa tingkat kerusakan pada pekerjaan tersebut hanya sekitar 0.3 persen.

“Tingkat kerusakan sedikit sekali, presentasenya sedikit. Sehingga ruas jalan yang sudah digaris-garis adalah hasil analisis teknis kami yang akan diperbaiki kembali karena memang itu yang mengalami sedikit kerusakan,” tutur Pahri Yamsul beberapa waktu lalu.

Terkait kerusakan yang akan diperbaiki, Pahri Yamsul menjelaskan bahwa tingkat kerusakannya tidak sampai di dasarnya alias Base nya, melainkan hanya diatas aspalnya.

Kondisi Jalan Poros Mataiwoi Abuki sebelum dan sesudah dikerjakan oleh PT ELFATIH ARSA PUTRA.

Kerusakan aspal tersebut dipengaruhi berapa faktor salah satunya jalannya yang sudah mulai aus, dan ada beberapa titik yang memang harus ditingkatkan kualitas aspalnya lagi.

“Kalau ditanya soal kualitas aspalnya dinda, sudah memenuhi spek dan sudah melalui hasil laboratourium yang sudah diakui oleh regulasi,” jelas Pahri, panggilan akrabnya.

Sementara itu konsultan pengawas pekerjaan ini Rajanun diawal pekerjaan jalan ini mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan aspal kualitas terbaik.

“Kita gunakan aspal AC-BC kualitas terbaik, kampungnya orang saja kita perbaiki apalagi ini kampung sendiri,” ujarnya.

Kondisi Pembongkaran Jalan Poros Mataiwoi Abuki di desa Epeea, Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe.

Namun apa yang disampaikan oleh kadis SDA dan Bina Marga Sultra dan konsultan pengawas perihal kondisi pekerjaan jalan nampaknya berbanding terbalik.

Pada tanggal 28 Mei 2024, PT Elfatih Arsa Putra melakukan pembongkaran ruas jalan di desa Epeea, hal ini dilakukandilakukan karena kondisi jalan yang baru saja selesai di aspal telah mengalami kerusakan, bahkan beberapa pengendara mengalami kecelakaan lalu lintas akibat gundukan aspal yang mengeras di tengah jalan.

Tahun ini, pihak penyedia jasa dan dinas SDA kembali melakukan perbaikan atau tutup lubang, namun apa yang mereka lakukan hanyalah membuang-buang anggaran. Bukannya memperbaiki malah memperparah kerusakan.

Terbukti, jalan yang ditambal justri kembali retak dan berlubang. Timbunan atau base jalan berhamburan yang pada akhirnya cepat atau lambat akan semakin tingkat kerusakannya.

Kondisi terkini jalan Poros Abuki di desa Arubia Jaya.

Salah satu Aktivis Konawe Ryan Harianto mengatakan pekerjaan jalan ini sangat menyedihkan. Berharap jalan mulus namun yang didapatkan jalan bergelombang dan tak layak.

Aktivis Jebolan HMI Cabang Konawe ini menduga pihak penyedia jasa dan dinas SDA dan Bina Marga Sultra terlibat permainan busuk dalam proyek ini.

Oleh karena itu ia berharap agar APH segera memeriksa pihak pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini.

“Kami mendesak pihak aparat penegak hukum (APH), Kejaksaan dan Kepolisian untuk melakukan pemeriksaan kepada PT Elfatih Arsa Putra serta pihak-pihak terkait dalam hal ini Dinas SDA dan Bina Marga Sultra,” jelasnya.

Kondisi jalan Poros Mataiwoi Abuki di desa Walay dan Desa Epeea, Kecamatan Abuki.

Ryan juga meminta gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangeruka untuk memberhentikan Kadis SDA dan Bina Marga Sultra Pahril Yansul yang dinilai tidak melaksanakan amanah jabatan sebagaimana mestinya.

“Jalan poros Mataiwoi-Abuki merupakan jalan provinsi yang menghubungkan kabupaten Kolaka Timur dan Kabupaten Konawe. Jalan ini juga merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan beberapa kecamatan di wilayah Konawe bagian barat. Jalan ini terakhir diperbaiki di era kepemimpinan Bupati Kendari H. Abdul Razak Porosi (Almarhum) sekitar 25 tahun yang lalu. Kini jalan tersebut telah diperbaiki dan mendapatkan peningkatan namun sayang belum cukup setahun dikerjakan kondisi jalan tersebut sangat memperihatinkan,” pungkasnya.

Laporan : Febri Nurhuda

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *