Muarasultra.com, JAKARTA – Pagi-pagi Jumat (28/2/2025), seorang wartawan media terkemuka menanyakan bagaimana posisi Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) membantah pernyataan Pertamina soal tidak ada oplosan dalam pengertian blending, seperti solar dicampur dengan FAME dengan prosentase tertentu menjadi B30 di TBBM Pertamina.
Menurut CERI, sebaiknya untuk percampuran BBM ini dilakukan di kilang-kilang Pertamina dengan kontrol ketat agar konsumen tidak dirugikan soal kualitas dan harga yang mahal.
Menurut Pidsus Kejagung pelanggaran proses blending di TBBM PT Orbit Terminal Merak itu hanya punya izin penimbunan tetapi tidak memiliki izin pengolahan.
“Karena blending atau percampuran minyak mentah dan BBM merupakan hal teknis yang tidak melanggar aturan sepanjang hasilnya harus sesuai spesifikasi tehnis yang sudah ditetapkan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM, kemudian dalam distribusi ke SPBU harusnya dilakukan kontrol uji kualitas secara rutin agar konsumen tidak dirugikan kata Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Jumat (28/2/2025).
Yusri mengutarakan, seharusnya dalam kondisi krisis kepercayaan publik atas kualitas BBM Pertamina akibat terungkap kasus dugaan korupsi proses bisnis impor BBM dan minyak mentah Pertamina saat ini, sosok Dirut Pertamina harus tampil ke publik membuat pernyataan menjamin kualitas BBM yang beredar di SPBU sudah memenuhi ketentuan sambil melakukan perbaikan proses bisnis di internal Pertamina.
“Saya jadi bingung sekarang apakah Pertamina punya Dirut atau tidak?,” sergah Yusri.
Selain itu, lanjut Yusri, Dirut Pertamina seharusnya juga tampil untuk memberikan dukungan moril dan motivasi kepada staf karyawan Pertamina yang lagi dalam tekanan publik agar menimbulkan kepercayaan diri karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.
“Jangan-jangan Simon tidak punya kemampuan leadership dalam memimpin perusahaan sekelas Pertamina. Kita harus selamatkan Pertamina dari krisis kepercayaan masyarakat dan bankers dunia yang telah memberikan pinjaman dalam bentuk global bond, meskipun disaat bersamaan terhadap oknum-oknum yang nakal harus dibersihkan,” ungkap Yusri.
Menurut Yusri, dalam kondisi SOS, janganlah kelas Corsec yang menberikan penjelasan ke media. Harus Dirut yang turun langsung untuk meyakinkan publik dan menaikan moril karyawan Pertamina.
“Jika Simon tak berani tampil menyelamatkan Pertamina, maka Presiden harus panggil Menteri BUMN, ganti itu Dirut Pertamina. Ini serius, sebagian besar nama-nama direksi holding dan subholding ini hanya dalam proses waktu saja akan jadi tersangka,” beber Yusri.
Menurut Yusri, kondisi saat ini jangan sampai berdampak kepada kredibilitas Pertamina hancur di mata rakyat dan bank-bank serta mitra bisnisnya.
“Yang rugi kita semuanya karena ini BUMN stategis yang mengurus hajat hidup orang banyak yang sangat signifikan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Yusri.
Apalagi, kata Yusri, saat ini publik lebih percaya apa kata Kejagung daripada apa yang dikatakan pejabat Pertamina. “Gak levelah klas Corsec lah untuk meyakinkan publik yang sudah krisis kepercayaan terhadap Pertamina,” pungkas Yusri.
Terkait beredar informasi bahwa sejak semalam Corsec Pertamina berkordinasi dengan forum redaksi hingga dini hari untuk membuat narasi bahwa tindakan Kejagung dalam mentersangkakan beberapa direksi bernuansa politis mudah2an tidak benar, jika benar menurut Yusri hentikan langkah konyol itu, karena saya pastikan Kejagung murni menegak hukum untuk kepentingan umum.(*)
Laporan : Redaksi