Opini : Penelitian Tak Berdasar Hanya akan Melahirkan Konflik Horizontal

oleh -132 Dilihat
oleh
Widodo S.H.

Oleh : Widodo S.H.

Muarasultra.com, Konawe – Hasil Penelitian salah seorang oknum alumni Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Makasar (Unismuh Makassar) Jumardi yang mendiskreditkan Suku Tolaki dalam penelitiannya menuai berbagai kecaman dan reaksi dari berbagai pihak.

Salah satunya dari salah satu tokoh pemuda Kabupaten Konawe yang juga merupakan alumni Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) Widodo SH.

Menurut alumni Unsultra ini penelitian Jumardi yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah Skripsi sangatlah keliru, tidak berdasar dan tidak mencerminkan hasil karya ilmiah seorang yang berpendidikan tinggi.

Widodo menjelaskan dalam perjalanan sejarah tidak ada satu literatur yang menyebutkan Suku Tolaki pernah menjadi budak salah satu suku di Indonesia. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan hasil penelitian Saudara Jumardi di Kolaka Utara.

Dalam penelitiannya, Jumardi menarik kesimpulan masyarakat Bugis berasumsi atau menganggap bahwa suku Tolaki lebih rendah
derajatnya tetapi mereka tetap hidup berdampingan dan menjalin hubungan sosial
secara normal tampa adanya pertikaian bahkan hampir semua suku Tolaki fasih berbahasa Bugis.

Masyarakat Bugis berasumsi bahwa suku Tolaki dulunya adalah budak, pengembala kerbau dan miskin sehingga sebagian besar orang Bugis tidak mau menikah dengan suku Tolaki karena rejekinya kurang baik.

Asumsi negatif orang Bugis terhadap ideologi suku Tolaki muncul karena mendengar perkataan orang-orang tua dulu sehingga asumsi atau anggapan tersebut terus mengalir hingga keanak dan cucu-cucunya.

Masyarakat Bugis berasumsi atau beranggapan bahwa darah bangsawannya lebih tinggi dari pada darah kebangsahwanan suku Tolaki sehingga sebagian orang Bugis membatasi diri dalam bentuk hubungan yang sakral seperti dalam bentuk Ikatan Pernikahan.

Hasil penelitian ini dituangkan Jumardi setelah melakukan observasi dan penelitian kepada 12 orang responden yang merupakan warga Bugis Kolaka Utara yang diragukan keilmuannya terhadap sejarah.

Mirisnya skripsi atau karya ilmiah tersebut di ijinkan atau di acc oleh kedua Pembimbing dan diperkuat lagi oleh ketua Prodi Sosiologi Universitas Muhamadiyah Makassar (Unismuh Makassar) dalam hal ini Dr. Hamaludin Arifin yang menyebutkan bahwa skripsi Itu telah sesuai.

Menurut Widodo skripsi tersebut berpotensi merusak harmonisasi antara suku Tolaki Dan Suku bugis yang telah terbangun selama ini, hal itu akan juga akan membuat renggang hubungan kedua anak bangsa yang selama ini telah berjalan dengan baik.

Dia juga menuturkan kehadiran Suku bugis di Tanah Tolaki bukan hanya satu dua Generasi namun sudah berlangsung lama dan hidup rukun dan damai secara berdampingan, bahkan terjadi perkawinan antara Bugis dan Tolaki.

Namun dengan hadirnya skripsi tersebut bisa berpotensi memunculkan konflik horizontal.

Widodo, SH berharap Kepada civitas Akademika Universitas Muhamadiyah Makassar, agar segera mengambil sikap untuk mencabut skripsi tersebut.

Civitas akademik Unismuh Makassar, agar Meminta Maaf kepada Suku Tolaki.

Civitas Akademika Unismuh Makassar, agar mencabut Gelar Sarjana yang di berikan Kepada saudara Jumardi, agar segera dicabut, sebab dinilai telah melanggar kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah karena seyogyanya suatu karya ilmiah seharusnya menghasilkan kebermanfaatan untuk kemaslahatan umat, baik secara teoritis maupun praktis.

Laporan : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *